Mata Kering dan Lensa Kontak: Apakah Dapat Berjalan Bersama?

By Dr. Yulia Aziza, SpM(K), PhD - Konsultan Infeksi dan Imunologi Mata
December 27, 2022

Di era digitalisasi dan pandemik, angka kejadian mata kering terus bertambah. Mata kering ditandai dengan keluhan rasa tidak nyaman, kering atau berair, kadang disertai mata merah atau penglihatan buram. Kondisi ini menyerang berbagai kelompok usia, khususnya usia pengguna gawai berdurasi panjang, dimana proses penguapan air mata meningkat akibat berkurangnya refleks berkedip.

Sebuah studi epidemiologi memperkirakan kurang lebih 140 juta orang di dunia menggunakan lensa kontak sebagai alat bantu penglihatan non kacamata dengan 90% proporsi jenis lensa kontak yang dipakai adalah lensa kontak lunak (soft contact lens [SCL]). Pengguna lensa kontak juga dapat mengeluhkan hal yang serupa dengan mata kering. Di lain sisi, lensa kontak menambah kompleksitas mata kering. Banyak pasien mata kering yang juga pengguna lensa kontak dan hampir 50% pengguna ini menghentikan pemakaian lensa kontak akibat rasa tidak nyaman di mata.

Mata Kering dan Lensa Kontak

Ketidaknyamanan saat memakai lensa kontak (contact lens discomfort [CLD]) merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan sensasi tidak nyaman pada mata yang bersifat episodik atau terus menerus terkait dengan penggunaan lensa kontak, dapat disertai gangguan penglihatan, dan terjadi akibat munculnya ketidaksesuaian lensa kontak dan area okular dengan resiko penurunan durasi atau penghentian pemakaian lensa kontak. Istilah ini dikenalkan pada Tear Film and Ocular Surface Society (TFOS) Workshop tahun 2013.

Langkah yang perlu dilakukan untuk mengidentifikasi ketidaknyamanan lensa kontak atau mata kering pada pengguna lensa kontak diawali dengan menilai gejala yang dirasakan pasien menggunakan kuesioner. Kuesioner lensa kontak – mata kering (Contact Lens Dry Eye Questionnaire-8 [CLDEQ-8]) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan. CLDEQ-8 adalah kuesioner yang dikerjakan mandiri dan menilai frekuensi serta intensitas rasa tidak nyaman, kering, penglihatan buram. CLDEQ-8 juga dapat menilai frekuensi menutup mata saat memakai lensa kontak untuk mengurangi keluhan, dan kapan lensa kontak dilepas lebih cepat dari waktu yang sudah direncanakan sebelumnya. Kuesioner ini juga mencerminkan pendapat pengguna lensa kontak terhadap lensa kontak itu sendiri, mata kering, dan sensitivitas mata.

Langkah selanjutnya adalah penilaian status mata kering oleh dokter spesialis mata. Penilaian meliputi struktur permukaan mata dan kornea, pergerakan lapisan air mata (tear film), fungsi kelenjar keringat (meibom), dan penguapan air mata (tear film break up time [TBUT]). Ada pun kelainan struktur atau fungsi yang menyebabkan mata kering, akan meningkatkan risiko munculnya ketidaknyamanan saat menggunakan lensa kontak.

Apakah mata kering dan lensa kontak dapat berjalan bersama? Jawabannya: bisa! Tentunya dengan diawali penilaian kondisi mata secara komprehensif dan pemilihan jenis lensa kontak yang akan dipakai. Evaluasi mata secara berkala juga perlu dilakukan untuk menjaga kenyamanan saat menggunakan lensa kontak.

Mata kering dan lensa kontak tetap dapat berjalan bersama dengan beberapa modifikasi, yaitu:

icon1
Mengganti jenis lensa kontak menjadi lensa kontak harian sekali pakai (daily disposable) yang meningkatkan surface water content sehingga meningkatkan wettability, lubrikasi, mengurangi gangguan lapisan air mata, dan meningkatkan kenyamanan.
icon2
Mengganti jenis lensa dari hidrogel menjadi silikon hidrogel.
icon3
Menggunakan tetes mata lubrikan untuk mengurangi gesekan antara lensa dan permukaan mata.
Referensi:
  1. Craig JP, Nichols KK, Akpek EK, et al. TFOS DEWS II definition and classification report. Ocul Surf. 2017;15:276-283.
  2. Stapleton F, Keay L, Jalbert I, et al. The epidemiology of contact lens related infiltrates. Optom Vis Sci. 2007;84:257-272.
  3. Srinivasan S, Subbaraman LN. The science of contact lens discomfort. Rev Optom. 2015;8:1-10.
  4. Dumbleton K, Caffery B, Dogru M, et al. The TFOS international workshop on contact lens discomfort: report of the subcommittee on epidemiology. Investig Ophthalmol Vis Sci. 2013;54(11):1-6.
  5. Koh S. Contact lens wear and dry eye: beyond the known. Asia Pacific J Ophthalmol. 2020;9(6):498-504.
  6. Markoulli M, Kolanu S. Contact lens wear and dry eyes: challenges and solutions. Clin Optom. 2017;9:41-48.
  7. Malet F, Schnider CM. Influence of replacement schedule and care regimen on patient comfort and saticfaction with daily wear frequent-replacement contact lenses. CLAO J. 2002;28:124-127.
  8. Tilia D, Lazon de la Jara P, Peng N et al. Effect of lens and solution choice on the comfort of contact lens wearers. Optom Vis Sci. 2013;90(5):411-8.
  9. Chalmers RL, et al. Optom Vis Sci. 2012;89(10):1435-1442.
Dr. Yulia Aziza, SpM(K), PhD
Konsultan Infeksi dan Imunologi Mata RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Jl. Diponegoro No. 71, Jakarta 10430