Bagaimana Gangguan Tidur Dapat Menyebabkan Mata Kering?

May 10th, 2024

Gangguan tidur merupakan masalah kesehatan umum, yang dialami 10% - 30% orang dewasa1 dan 30%-48% lansia2 di dunia. Penyakit mata kering (PMK) juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang makin banyak dialami, dan mengenai 4,4% hingga 50% orang di atas usia paruh baya secara global dan menurunkan kualitas hidup mereka.3 Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan tidur dapat menjadi salah satu penyebab mata kering.

Tidur Dan Gangguan Tidur

 

Tidur merupakan kebutuhan harian yang sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Banyaknya tidur yang dibutuhkan seseorang tergantung pada usia. Lama tidur yang dianjurkan adalah selama 12-16 jam untuk bayi (4-12 bulan), 11-14 jam untuk baduta (1-2 tahun), 10-13 jam untuk anak prasekolah (3-5 tahun), 9-12 jam untuk anak usia sekolah (6-12 tahun), 8-10 jam untuk remaja (13-18 tahun), dan sekurangnya 7 jam untuk dewasa (di atas 18 tahun).4 Durasi tidur yang cukup dan kualitas tidur merupakan hal yang penting. Kualitas tidur yang rendah ditandai dengan rasa gelisah saat tidur, merasa mengantuk atau lelah bahkan ketika tidur cukup, mengorok, atau napas tersengal-sengal. Durasi tidur yang kurang dan berkualitas buruk berhubungan dengan mata kering dan juga banyak penyakit kronik lainnya, seperti depresi, penyakit jantung, dan diabetes tipe-2.5 

Gangguan tidur adalah kondisi medis yang mempengaruhi durasi dan kualitas tidur. Gangguan tidur mencakup empat jenis utama:6-8 

InsomniaInsomnia
Insomnia merupakan masalah tidur yang paling umum. Pasien dengan insomnia memiliki kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan untuk mempertahankan tetap tertidur, atau bangun beberapa jam lebih awal dan tidak dapat tidur kembali.

NarcolepsyNarcolepsy
Narkolepsi merupakan kondisi kronik yang ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan kadang-kadang dengan kelemahan otot mendadak (katapleksi) yang distimulasi oleh emosi kuat atau rasa terkejut.

Sindrom Kaki Gelisah/Restless Legs Syndrome (RLS)Sindrom Kaki Gelisah/Restless Legs Syndrome (RLS)
RLS, juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom, biasanya dihubungkan dengan abnormalitas dopamin. Hal tersebut ditandai dengan keinginan yang tidak terkendali untuk menggerakkan kaki untuk mengurangi sensasi tidak menyenangkan dari duduk atau berbaring. Kondisi ini sering menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur dan mengganggu tidur, dan menyebabkan rasa mengantuk di siang hari.

Apnea tidurApnea tidur
Apnea tidur adalah kondisi berhentinya pernapasan berulang kali selama tidur. Gejalanya meliputi mengorok keras, napas tersengal-sengal, terbangun dengan mulut kering, sakit kepala di pagi hari, dll.

Gangguan Tidur Dapat Menjadi Faktor Risiko PMK

Beberapa mekanisme potensial telah diajukan untuk menjelaskan mengapa gangguan tidur menyebabkan mata kering, yang dimana alasan utamanya berkaitan dengan penurunan sekresi dan stabilitas air mata.9,10 Secara rinci, gangguan tidur dapat: 

Icon1Menurunkan kadar androgen, yang memfasilitasi fungsi kelenjar lakrimal dan Meibom. Penurunan kadar androgen mungkin berhubungan dengan peningkatan penguapan air mata, dan mengakibatkan mata kering.

ic2Mengganggu pengaturan irama biologis yang menjadi dasar pengaturan sekresi air mata, sehingga mengganggu aktivitasnya.

ic3Menurunkan fungsi sistem saraf yang mengendalikan aktivitas tubuh saat istirahat, termasuk pengeluaran air mata, dan mengakibatkan penurunan aliran air mata secara cepat.

Mata Kering Juga Dapat Mengganggu Tidur

Walaupun hubungan sebab-akibatnya belum ditetapkan secara jelas, banyak penelitian yang menunjukkan kemungkinan bahwa PMK dapat menurunkan kualitas tidur.11,12 Gangguan tidur, termasuk rasa kantuk di siang hari, insomnia, dan durasi tidur yang pendek, dapat secara bermakna berhubungan dengan gejala mata kering.13 Lebih penting lagi, terapi dengan tetes mata topikal dapat memperbaiki kualitas tidur secara bermakna untuk pasien yang baru didiagnosis dengan PMK, yang menunjukkan bahwa PMK dapat menyebabkan masalah tidur. Hal ini dapat dijelaskan dengan dua hipotesis:

1. Pasien dapat merasa tertekan karena gejala PMK seperti ketidaknyamanan dan kelelahan pada mata, dengan gejala penglihatan kabur dan sensitivitas terhadap cahaya.
2. Penurunan sekresi air mata menyebabkan molekul inflamasi dan mikroorganisme terperangkap pada permukaan mata, mengakibatkan iritasi mata dan kesulitan tidur.12

Bagaimana Cara Memperbaiki Tidur Anda dan Meredakan Gejala Mata Kering

Karena adanya hubungan dua arah antara PMK dan gangguan tidur, mengurangi gejala PMK akan membantu memperbaiki kualitas tidur dan sebaliknya. Di bawah ini terdapat beberapa kiat untuk membantu Anda tidur lebih baik:

  • Hindari penggunaan alat elektronik sebelum jam tidur: menghabiskan banyak waktu dengan alat digital seperti telepon genggam/smartphone, komputer, dan televisi dapat menurunkan laju kedipan mata, mengakibatkan mata lelah dan mata kering. Sinar biru dari gawai juga menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.14 Jadi simpanlah telepon dan tablet Anda, dan matikan TV dan laptop.
  • Tingkatkan kelembaban udara: jika kamar tidur Anda kering, terutama di musim dingin, setel pelembab udara (humidifier) untuk mengurangi mata kering saat bangun tidur.
  • Lepaskan lensa kontak: kecuali lensa Anda dirancang untuk penggunaan pada malam hari, ingatlah untuk melepas lensa kontak sebelum tidur.
  • Melembabkan mata pada malam hari: Anda dapat menggunakan beberapa jenis tetes mata, gel dan salep sebelum tidur. Namun lebih baik Anda berkonsultasi dulu dengan dokter spesialis mata Anda sebelum menggunakannya.
  • Cuci sprei Anda: cucilah sprei Anda secara teratur untuk menghilangkan iritan terhadap mata Anda.
  • Lakukan kebiasaan tidur yang baik: tidur dan bangun pada waktu yang konsisten; pastikan kamar tidur Anda dalam kondisi nyaman (hening, gelap, dan temperatur yang sesuai); hindari makan berat dan stimulan sebelum tidur; berolahragalah.

Kapan Perlu ke Dokter

Jika Anda memiliki masalah tidur serius atau kronik dan apabila gejala PMK Anda masih menetap, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

Referensi
  1. Bhaskar, S.; Hemavathy, D.; Prasad, S. Prevalence of Chronic Insomnia in Adult Patients and Its Correlation with Medical Comorbidities. J. Fam. Med. Prim. Care 2016, 5 (4), 780. https://doi.org/10.4103/2249-4863.201153.
  2. Patel, D.; Steinberg, J.; Patel, P. Insomnia in the Elderly: A Review. J. Clin. Sleep Med. 2018, 14 (06), 1017–1024. https://doi.org/10.5664/jcsm.7172.
  3. Uchino, M.; Schaumberg, D. A. Dry Eye Disease: Impact on Quality of Life and Vision. Curr. Ophthalmol. Rep. 2013, 1 (2), 51–57. https://doi.org/10.1007/s40135-013-0009-1.
  4. CDC. Sleep for good health. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/sleep/features/getting-enough-sleep.html (accessed 2022-09-12).
  5. CDC. Sleep and Sleep Disorders. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/sleep/index.html (accessed 2022-09-12).
  6. CDC - Key Sleep Disorders - Sleep and Sleep Disorders. https://www.cdc.gov/sleep/about_sleep/key_disorders.html (accessed 2022-09-12).
  7. Sleep apnea - Symptoms and causes. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/symptoms-causes/syc-20377631 (accessed 2022-09-13).
  8. Restless legs syndrome - Symptoms and causes - Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/restless-legs-syndrome/symptoms-causes/syc-20377168 (accessed 2022-09-13).
  9. Zheng, Q.; Li, S.; Wen, F.; Lin, Z.; Feng, K.; Sun, Y.; Bao, J.; Weng, H.; Shen, P.; Lin, H.; Chen, W. The Association Between Sleep Disorders and Incidence of Dry Eye Disease in Ningbo: Data From an Integrated Health Care Network. Front. Med. 2022, 9, 832851. https://doi.org/10.3389/fmed.2022.832851.
  10. Lim, E. W. L.; Chee, M. L.; Sabanayagam, C.; Majithia, S.; Tao, Y.; Wong, T. Y.; Cheng, C.-Y.; Tong, L. Relationship Between Sleep and Symptoms of Tear Dysfunction in Singapore Malays and Indians. Investig. Opthalmology Vis. Sci. 2019, 60 (6), 1889. https://doi.org/10.1167/iovs.19-26810.
  11. Almutairi, R.; Algezlan, S.; Bayamin, R.; Alrumaih, S.; Almutairi, R.; Alkahtani, R.; Almazrou, A. A. The Association Between Dry Eye and Sleep Quality Among the Adult Population of Saudi Arabia. Cureus 2022. https://doi.org/10.7759/cureus.22736.
  12. Ayaki, M.; Toda, I.; Tachi, N.; Tsubota, K.; Negishi, K. Preliminary Report of Improved Sleep Quality in Patients with Dry Eye Disease after Initiation of Topical Therapy. Neuropsychiatr. Dis. Treat. 2016, 329. https://doi.org/10.2147/NDT.S94648.
  13. Lee, W.; Lim, S.-S.; Won, J.-U.; Roh, J.; Lee, J.-H.; Seok, H.; Yoon, J.-H. The Association between Sleep Duration and Dry Eye Syndrome among Korean Adults. Sleep Med. 2015, 16 (11), 1327–1331. https://doi.org/10.1016/j.sleep.2015.06.021.
  14. Gupta, P.; Rana, M.; Ratti, M.; Duggal, M.; Agarwal, A.; Khurana, S.; Jugran, D.; Bhargava, N.; Ram, J. Association of Screen Time, Quality of Sleep and Dry Eye in College-Going Women of Northern India. Indian J. Ophthalmol. 2022, 70 (1), 51. https://doi.org/10.4103/ijo.IJO_1691_21.