Gejala Penyakit Mata Kering Sering Dijumpai Pasca-COVID-19

May 22nd, 2024

1Kondisi Kesehatan Pasca Covid-19

Dalam 2 tahun terakhir, hampir 600 juta pasien telah didiagnosis dengan COVID-19. Pandemi tidak saja menyebabkan banyak kematian, tetapi orang yang terinfeksi juga menghadapi risiko kondisi pasca-COVID-19.1 

Kondisi pasca-COVID-19 merupakan serangkaian masalah kesehatan yang dialami setelah seseorang terinfeksi dengan SARS CoV-2, virus penyebab COVID-19. Kondisi tersebut dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun dan kadang-kadang dapat menghilang kemudian muncul kembali. Siapapun yang terinfeksi SARS CoV-2 dapat mengalami kondisi pasca-COVID, bahkan pada orang dengan COVID-19 ringan atau tanpa gejala.2 

Gejala kondisi pasca-COVID-19 dapat bervariasi mulai dari gejala non spesifik (seperti kelelahan) hingga gejala yang melibatkan sistem respiratorik, kardiovaskular, neurologis, atau digestif.2 Gejala penyakit mata kering (PMK) juga umum dijumpai.3 

Peneliti dari Chinese University of Hong Kong menemukan bahwa 1 dari 5 pasien pasca-COVID-19 mengalami setidaknya 1 gejala yang berhubungan dengan penyakit mata kering, termasuk di antaranya penglihatan kabur, gatal, nyeri atau sensasi terbakar, dan kemerahan. Peneliti ini juga menemukan bahwa gejala-gejala tersebut cenderung lebih intens seiring dengan meningkatnya derajat keparahan infeksi COVID-19.3 

DED
Penyakit mata kering (DED) pada orang dewasa

2 COVID-19 DAN PENYAKIT MATA KERING (PMK)

Apa itu penyakit mata kering/PMK?

Mata kering (keratokonjungtivitis sika) merupakan kondisi yang terjadi ketika mata Anda teriritasi akibat kurangnya produksi air mata oleh kelenjar air mata, atau ketika air mata menguap terlalu cepat. PMK sering kali bersifat kronik dan bahkan dapat terjadi pada orang sehat.4 Pada kasus-kasus berat, kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah penglihatan.1 

Beberapa gejala paling umum dari PMK meliputi:5 

  • Sensasi terbakar, rasa berpasir, atau gatalSensasi terbakar, rasa berpasir, atau gatal
  • Mata merahMata merah
  • Adanya mukus yang berserabutAdanya mukus yang berserabut
  • Peningkatan produksi air mata akibat iritasiPeningkatan produksi air mata akibat iritasi
  • Penglihatan kaburPenglihatan kabur

Bagaimana COVID-19 Dapat Menyebabkan Mata Kering?

Para peneliti telah mengajukan kemungkinan hubungan antara SARS-CoV-2 dan terjadinya PMK. Sebagai tambahan, perubahan fisis atau gaya hidup yang disebabkan oleh pandemi dapat berkontribusi pada PMK.

  • Keberadaan virus dapat mengubah lingkungan mikro permukaan mata, termasuk mikrobioma. Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi pada permukaan mata, antara lain disfungsi kelenjar Meibom pada mata Anda.3 Kelenjar-kelenjar tersebut tidak mensekresikan cukup minyak ke dalam lapisan air mata dan mengakibatkan air mata Anda menguap lebih cepat.
  • Infeksi SARS-CoV-2 dapat memicu perubahan struktural pada serat saraf kecil di permukaan mata, yang berkaitan dengan onset PMK. Derajat keparahan perubahan tersebut berbanding lurus dengan intensitas gejala PMK.6
  • Pada akhirnya, meskipun tidak terinfeksi, Anda dapat mengalami PMK karena peningkatan waktu menghadap layer (screen time) sejak pandemi COVID-19,7 atau karena kebocoran aliran udara di sekitar masker yang Anda pakai sehari-hari mengenai mata Anda dan membuatnya kering.8

Dapatkah Mata Anda Dipengaruhi oleh Terapi COVID-19?

Salah satu alasan yang menjelaskan hubungan antara PMK dan keparahan COVID-19 mungkin adalah terapi saat fase akut. Ketika dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 berat, pasien sering kali diberikan ventilasi mekanik. Proses ini dapat mengakibatkan retensi cairan pada mata (pembengkakan konjungtiva) dan mengganggu penutupan kelopak mata. Lebih lanjut, obat-obatan yang digunakan saat perawatan di ICU dapat menurunkan refleks kedip dan tonus otot yang menjaga kelopak mata untuk tetap tertutup. Aliran udara dari sistem penghantaran oksigen dapat mengakibatkan penguapan lapisan air mata. Akan tetapi, efek jangka panjang pada lapisan air mata setelah terapi COVID-19 masih belum diteliti, terutama pada mereka yang mendapatkan terapi suplementasi oksigen.3 

Kiat Untuk Menurunkan Risiko PMK

Terdapat banyak kiat untuk mengurangi gejala mata kering Anda. Berikut ini adalah beberapa kiat yang dapat Anda terapkan:5,9 

  • Pastikan masker Anda dipakai dengan rapat sepanjang bagian atas hidung Anda dan tidak bersentuhan dengan bulu mata bagian bawah.
  • Berikan tetes air mata buatan secara berkala untuk melembapkan mata Anda. Anda mungkin perlu meneteskan beberapa kali sehari atau hanya satu kali sehari, tergantung pada keparahan gejala Anda.
  • Beralih dari lensa kontak ke kacamata atau gunakan lensa kontak yang dirancang khusus untuk mata kering. Jenis lensa kontak tersebut dapat membantu melindungi permukaan mata dan mempertahankan kelembaban.
  • Redakan gejala mata Anda dengan kompres hangat setiap hari. Ini akan membantu mata Anda rileks.
  • Berkedip secara berkala dan terapkan aturan 20-20-20 saat menghadap layer (screen time): setiap 20 menit, beristirahatlah selama 20 detik dan lihatlah sesuatu pada jarak sekurang-kurangnya 20 kaki (6 meter).
  • Anda juga dapat mengkonsumsi omega-3 atau minyak ikan untuk meredakan gejala mata kering. Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat suplementasi tersebut.
  • Gunakan kacamata hitam Anda sebelum pergi keluar untuk menghindari paparan matahari dan angin. Semakin lama Anda terpapar matahari dan angin, semakin cepat air mata Anda menguap.

Kapan Anda Perlu ke Dokter

Jika gejala mata kering pasca-COVID Anda menetap atau bahkan memburuk dengan perubahan gaya hidup dan penggunaan produk yang dijual bebas, atau mata Anda terasa nyeri dan merah dengan atau tanpa perubahan bentuk kelopak mata, Anda harus berkonsultasi dengan dokter spesialis mata. Terapi di klinik dapat meliputi obat-obatan atau prosedur berikut:10,11 

  • Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengurangi inflamasi mata atau menambah cairan pada mata Anda. Obat-obat ini dapat berupa tetes mata, salep mata, gel mata, dll.
  • Anda juga dapat diterapi dengan alat-alat atau prosedur lain untuk mempertahankan cairan pada mata Anda dan memperbaiki gejala PMK Anda.
 
Referensi
  1. WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard. World Health Organization. https://covid19.who.int. Accessed 15th Aug 2022
  2. Long COVID or Post-COVID Conditions. U.S. Center for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/long-term-effects/index.html. Accessed 15th Aug 2022
  3. Wan KH, Lui GCY, Poon KCF, et al. Ocular surface disturbance in patients after acute COVID-19. Clin Exp Ophthalmol. 2022;50(4):398-406.
  4. Dry eye syndrome. MedlinePlus. https://medlineplus.gov/ency/article/000426.htm. Accessed 15th Aug 2022
  5. What Is Dry Eye? Symptoms, Causes, and Treatment. American Academy of Ophthalmology. https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-dry-eye. Accessed 15th Aug 2022
  6. Barros A, Queiruga-Piñeiro J, Lozano-Sanroma J, et al. Small fiber neuropathy in the cornea of Covid-19 patients associated with the generation of ocular surface disease. Ocul Surf. 2022;23:40-48.
  7. Saldanha IJ, Petris R, Makara M, Channa P, Akpek EK. Impact of the COVID-19 pandemic on eye strain and dry eye symptoms. Ocul Surf. 2021;22:38-46.
  8. Moshirfar, M., West, W.B. & Marx, D.P. Face Mask-Associated Ocular Irritation and Dryness. Ophthalmol Ther. 2020;9:397–400.
  9. Dry eye. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9030-dry-eyes. Accessed 15th Aug 2022
  10. Dry Eyes. National Health Service. https://www.nhs.uk/conditions/dry-eyes/. Accessed 15th Aug 2022
  11. Dry Eyes. Mayo Clinic. Dry eyes - Symptoms and causes - Mayo Clinic. Accessed 15th Aug 2022