Apakah depresi merupakan salah satu penyebab mata kering?

December 28th, 2023

Depresi dialami oleh sekitar 280 juta orang di seluruh dunia, setara dengan 3,8% dari populasi global; angka ini diperkirakan akan meningkat.1 Depresi dapat mengurangi prestasi sekolah, produktivitas kerja, kualitas hubungan, dan kemampuan sosial, serta mengganggu seluruh aspek kehidupan secara umum. Banyak studi yang menyatakan bahwa depresi memperburuk gejala mata kering; selain itu mata kering juga membuat pasien lebih cemas dan depresi. Oleh karena itu, para peneliti mendorong dokter mata untuk lebih memperhatikan kemungkinan komorbiditas gangguan mental saat mengobati Penyakit Mata Kering (PMK).

Depresi

Depresi adalah gangguan mental berat yang sering terjadi, dan dapat memengaruhi siapa pun tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau keadaan. Depresi dapat menyebabkan banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, secara signifikan mengganggu prestasi sekolah atau tempat kerja, atau mengganggu bagaimana penderitanya berinteraksi dalam situasi sosial atau dalam hubungan keluarga.1, 2 Dalam kondisi terburuk, depresi dapat menyebabkan bunuh diri, yang merupakan penyebab kematian keempat terbanyak pada usia 15-29 tahun.1 

Depresi merupakan salah satu penyebab penyakit mata kering (DED) pada orang dewasa
Depresi merupakan salah satu penyebab penyakit mata kering (DED) pada orang dewasa

Depresi harus dibedakan dari fluktuasi suasana hati dan perasaan stres atau ketakutan jangka pendek yang dapat dialami seseorang pada satu titik dalam hidupnya. Agar dapat didiagnosis dengan depresi, seseorang harus mengalami gejala tersebut selama minimal 2 minggu.3 Gejala yang timbul dapat bervariasi dalam hal tingkat keparahan dan durasi. Gejala tersebut meliputi suasana hati yang sedih, kehilangan minat, penurunan energi, merasa tidak berharga atau merasa bersalah yang berlebihan, gangguan tidur, konsentrasi rendah, dan pikiran untuk bunuh diri. Studi terbaru menunjukkan bahwa depresi juga dapat memperburuk gejala penyakit mata kering.4, 5 

Secara umum, gejala yang timbul pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa bersifat serupa, tetapi masih terdapat beberapa perbedaan. Anak-anak dapat mengalami kesedihan, kecemasan, ketergantungan, berat badan menurun, nyeri, dan menolak pergi ke sekolah. Remaja dapat merasa sedih, mudah marah, tidak berharga, disalahpahami, dan sangat sensitif. Selain itu, mereka juga memiliki prestasi yang buruk di sekolah, sering absen, menggunakan obat-obatan terlarang atau alkohol, makan atau tidur berlebihan, kehilangan minat dalam kegiatan normal, dan menghindari interaksi sosial. Pada orang dewasa, depresi sering kali tidak terdiagnosis dan tidak diobati, dan penderita depresi sering enggan mencari bantuan. Gejalanya meliputi perubahan kepribadian dan kesulitan mengingat, nyeri fisik, kelelahan, hilangnya nafsu makan, gangguan tidur, hilangnya minat seksual, menghindari aktivitas sosial, dan pemikiran bunuh diri.6 

Depresi dapat dibagi menjadi beberapa kategori:3

ic1Depresi mayor
Gejala yang mengganggu pekerjaan, tidur, belajar, dan makan setidaknya selama 2 minggu.

ic2Distimia
Gejala yang lebih ringan yang berlangsung setidaknya selama 2 tahun.

ic3Depresi perinatal
Depresi mayor yang dialami seorang wanita selama kehamilan atau setelah melahirkan.

ic4Gangguan afek musiman
Berkaitan dengan musim, biasanya dimulai pada akhir musim gugur atau awal musim dingin dan menghilang pada musim semi dan musim panas.

ic5Depresi dengan gejala psikosis
Suatu jenis depresi berat di mana pasien mengalami waham dan halusinasi.

Penyebab dan faktor risiko

Depresi adalah hasil dari interaksi kompleks antara faktor-faktor sosial, psikologis, dan biologis.1,7

  • Peristiwa stres: pengangguran, duka cita, trauma.
  • Kepribadian: rasa percaya diri yang rendah, terlalu kritis terhadap diri sendiri; sifat-sifat ini dapat diwarisi dari orang tua atau terbentuk melalui pengalaman hidup.
  • Genetik: jika ada anggota keluarga yang pernah menderita depresi di masa lalu, lebih berisiko untuk mengalami depresi.
  • Melahirkan: perubahan hormonal dan fisik serta tanggung jawab tambahan dapat menyebabkan depresi perinatal.
  • Kesepian: memutus hubungan dengan keluarga atau teman dapat meningkatkan risiko depresi.
  • Alkohol dan obat-obatan: zat-zat ini mempengaruhi kimiawi otak, yang dapat menyebabkan depresi.
  • Kondisi medis: penyakit kronis, seperti penyakit jantung iskemik, penyakit Parkinson, dan diabetes, merupakan faktor risiko depresi.8 Beberapa studi juga menunjukkan bahwa penyakit mata kering berkaitan dengan prevalensi depresi yang lebih tinggi.9, 10

Depresi Dapat Memperburuk Penyakit Mata Kering (PMK)

Banyak penelitian yang melaporkan bahwa penderita PMK sedang-berat yang mengalami depresi memiliki gejala4, 11, 12 dan tanda4 PMK yang lebih berat dibanding dengan yang tidak mengalami depresi. Mekanisme yang mendasari hal ini belum jelas, tetapi ada beberapa kemungkinan penjelasan:4

  • Depresi secara signifikan mempengaruhi kebiasaan dan gaya hidup, termasuk membuat pasien lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV dan menggunakan komputer serta meningkatkan waktu bermain gawai yang meningkatkan risiko PMK.13
  • Orang dengan depresi mungkin mengalami perubahan sensitivitas terhadap rasa sakit, sehingga mereka merasakan gejala PMK dengan tingkat yang berbeda.
  • Depresi dan PMK mungkin memiliki faktor inflamasi yang mendasari yang sama. Sebuah studi menemukan penanda inflamasi pada orang-orang dengan depresi dan PMK dibandingkan dengan kelompok kontrol.14 Namun, studi terbaru menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam penanda inflamasi antara pasien PMK dengan dan tanpa depresi.4
  • Antidepresan dapat menjadi faktor risiko untuk PMK, seperti yang dijelaskan oleh banyak penelitian.15, 16 Namun, ada juga penelitian yang tidak menemukan hubungan antara keduanya.4

Pengobatan Efektif PMK berhubungan dengan Perbaikan Depresi

PMK dapat menyebabkan beban psikologis yang signifikan.9 Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa PMK dapat menyebabkan iritasi dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga berpotensi menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko depresi.4 Perbaikan PMK dengan terapi yang efektif dapat memperbaiki gejala depresi dan kecemasan.9

Pencegahan dan Tata Laksana Depresi

Berdasarkan hubungan yang saling memperberat antara mata kering dan depresi, para peneliti merekomendasikan dokter untuk melakukan penapisan (skrining) gangguan psikologis pada pasien dengan PMK sedang-berat. Hal ini dapat membantu pasien menghindari dampak berat dari kedua penyakit tersebut. Selain itu, depresi dapat didiagnosis, diobati, dan dicegah pada beberapa kasus. Oleh karena itu, lebih baik mencegah penyakit ini dengan:

ic6Menjaga kesehatan
Berolahraga secara teratur, tidur cukup, tidak mengisolasi diri sendiri, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang dicintai dan disayangi.

ic7Cari bantuan
Jika mengalami masalah dan merasa tidak ada jalan keluar, cari bantuan dengan konseling atau psikoterapi.

ic8Obat atau terapi
Bicarakan dengan dokter untuk menentukan obat atau terapi yang sesuai. Jika mengalami depresi ringan, pengobatan alternatif seperti pijat, akupunktur, dan hipnosis mungkin dapat membantu memperbaiki kondisi. Dalam kondisi lain, mungkin perlu mengonsumsi antidepresan untuk membantu memperbaiki kondisi. Terapi stimulasi otak juga merupakan salah satu bentuk pengobatan yang dapat membantu bagi mereka yang menderita depresi berat.

DAFTAR REFERENSI:
  1. Depression. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression (diakses pada 2022-09-27).
  2. World Health Organization. Depression and Other Common Mental Disorders: Global Health Estimates; WHO/MSD/MER/2017.2; World Health Organization, 2017.
  3. Depression. National Institute of Mental Health (NIMH). https://www.nimh.nih.gov/health/topics/depression (diakses pada 2022-09-27).
  4. Zhou, Y.; Murrough, J.; Yu, Y.; Roy, N.; Sayegh, R.; Asbell, P.; Maguire, M. G.; Ying, G.; DREAM Study Research Group. Association Between Depression and Severity of Dry Eye Symptoms, Signs, and Inflammatory Markers in the DREAM Study. JAMA Ophthalmol. 2022, 140 (4), 392. https://doi.org/10.1001/jamaophthalmol.2022.0140.
  5. Nepp, J. Depression as Ophthalmologic Problem in Dry Eye Syndromes. Invest. Ophthalmol. Vis. Sci. 2014, 55 (13), 1480.
  6. Depression (major depressive disorder) - Symptoms and causes. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/symptoms-causes/syc-20356007 (diakses pada 2022-09-26).
  7. Causes - Clinical depression. nhs.uk. https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/clinical-depression/causes/ (diakses pada 2022-09-28).
  8. Simon, G. E. Treating Depression in Patients with Chronic Disease. West. J. Med. 2001, 175 (5), 292–293.
  9. Bitar, M. S.; Olson, D. J.; Li, M.; Davis, R. M. The Correlation Between Dry Eyes, Anxiety and Depression: The Sicca, Anxiety and Depression Study. Cornea 2019, 38 (6), 684–689. https://doi.org/10.1097/ICO.0000000000001932.
  10. Wan, K. H.; Chen, L. J.; Young, A. L. Depression and Anxiety in Dry Eye Disease: A Systematic Review and Meta-Analysis. Eye 2016, 30 (12), 1558–1567. https://doi.org/10.1038/eye.2016.186.
  11. Labbé, A.; Wang, Y. X.; Jie, Y.; Baudouin, C.; Jonas, J. B.; Xu, L. Dry Eye Disease, Dry Eye Symptoms and Depression: The Beijing Eye Study. Br. J. Ophthalmol. 2013, 97 (11), 1399–1403. https://doi.org/10.1136/bjophthalmol-2013-303838.
  12. Kim, K. W.; Han, S. B.; Han, E. R.; Woo, S. J.; Lee, J. J.; Yoon, J. C.; Hyon, J. Y. Association between Depression and Dry Eye Disease in an Elderly Population. Investig. Opthalmology Vis. Sci. 2011, 52 (11), 7954. https://doi.org/10.1167/iovs.11-8050.
  13. Madhav, K. C.; Sherchand, S. P.; Sherchan, S. Association between Screen Time and Depression among US Adults. Prev. Med. Rep. 2017, 8, 67–71. https://doi.org/10.1016/j.pmedr.2017.08.005.
  14. Mrugacz, M.; Ostrowska, L.; Bryl, A.; Szulc, A.; Zelazowska-Rutkowska, B.; Mrugacz, G. Pro-Inflammatory Cytokines Associated with Clinical Severity of Dry Eye Disease of Patients with Depression. Adv. Med. Sci. 2017, 62 (2), 338–344. https://doi.org/10.1016/j.advms.2017.03.003.
  15. The Dry Eye Assessment and Management Study Research Group. N−3 Fatty Acid Supplementation for the Treatment of Dry Eye Disease. N. Engl. J. Med. 2018, 378 (18), 1681–1690. https://doi.org/10.1056/NEJMoa1709691.
  16. Schaumberg, D. A. Prevalence of Dry Eye Disease Among US Men: Estimates From the Physicians’ Health Studies. Arch. Ophthalmol. 2009, 127 (6), 763. https://doi.org/10.1001/archophthalmol.2009.103.